Fakta Seputar Konflik Korea Utara dan Amerika Serikat

Korea Utara kembali menembakkan rudal mereka, rudal balistik jarak menengah ke arah timur ini melintasi wilayah udara Jepang dan mendarat di Samudera Pasifik (15-9-2017) Ini merupakan kedua kalinya yang melintasi wilayah udara Jepang dan kurang dari sebulan.

rudal balistik kedua korut jepang

Korea Utara telah menembakkan 22 rudal selama 15 tes sejak Februari, meskipun banyak mendapatkan kecaman dari dunia internasional agar negara tersebut menghentikan operasi senjatanya. Sebuah bom hidrogen yang diledakkan pada tanggal 3 September dinilai paling kuat dalam uji coba nuklir oleh rezim tersebut sampai saat ini.

Komandan pasukan Komando Strategis Amerika Serikat berasumsi bahwa pada Kamis 14 Sept 2017 Korut menguji coba nuklir berupa bom hidrogen. Menurut panglima Komando Strategis AS, Marsekal John E. Hyten, dari ukuran ledakan bawah tanah serta faktor lainnya mengindikasi itu adalah bom hidrogen.

Ketika ditanya mengenai respon oleh militer AS terhadap uji coba ini, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis berkata “Saya tidak mau berbicara mengenai hal ini lagi”

Jepang juga sempat diancam akan ditenggelamkan oleh Korut oleh senjata nuklirnya. "Korut tidak perlu adanya Jepang di dekat mereka" sebut pernyataan dari Pemerintah Korut. "Mereka harus diperingatkan lagi (Jepang)" lanjut pernyataan itu. Yoshihide Suga, juru bicara pemerintah Jepan mengatakan ancaman tersebut merupakan sebuah provokasi yang mengerikan.

Yang paling membuat Jepang kesal adalah peuncuran rudal pada Juli kemaren karena rudal balistik tersebut mendarat di ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) Jepang. Kapal-kapal di laut Jepang kemudian dihimbau agar tidak mendekati area di mana misil itu jatuh.

Dewan Keamanan PBB mengeluarkan sanksi atas uji coba nuklir yang dilakukan sampai 6x oleh Korea Utara namun Korut tidak takut dan tetap akan melakukan aksi-aksi berikutnya. Dalam resolusi sanksi tersebut, enam sasaran utamanya adalah melarang adanya ekspor tekstil, menekan upaya penyelundupan, menghentikan kerja sama dengan Korut dengan negara lainnya serta mengeluarkan sanksi terhadap perusahaan Korut.

Korea Utara menolak resolusi Dewan Keamanan U.N yang memberlakukan sanksi yang lebih keras dan mengatakan bahwa Amerika Serikat akan segera menghadapi "penderitaan terbesar" yang pernah dialaminya.

Lima minggu yang lalu, Trump memperingatkan Korut dengan kata-katanya yang sempat menjadi trend, yaitu “fire and fury” ("Mereka (Korut) akan dipertemukan dengan api dan kemarahan yang dunia tidak pernah lihat sebelumnya") jika masih melanjutkan ancaman rudalnya. Tak lama sejak itu, Pyongyang kembali meluncurkan tiga rudal - dua melintas di atas Jepang - dan menguji sebuah bom nuklir lainnya.

Salah satu sekutu Amerika di Teluk, Kuwait, mengusir Duta Besar Korut untuk negara itu. Selain itu, misi diplomatiknya dengan Pyongyang juga akan diturunkan. Dubes Korut diberi waktu 1 bulan untuk meninggalkan Kuwait. Langkah ini diambil setelah Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad Al-Sabah berkunjung ke AS dua pekan lalu. Kuwait juga memberhentikan pengeluaran visa ke Korut dan menangguhkan semua hubungan dagang serta penerbangan dengan Pyongyang.

Sebanyak 23 toko milik Lotte, konglomerasi besar Korsel, ditutup oleh pemerintah Cina dengan alasan melanggar aturan soal perlindungan kebakaran. Beberapa media mencurigai bahwa ini adalah bentuk sanksi dari Cina pada Lotte karna telah memberi lahan mereka kepada AS untuk meletakkan THAAD. Dugaan keterlibatan Lotte ini juga diungkap oleh Xinhua, Kantor Berita Resmi Cina.

fakta thaad korea selatan amerika cina


Presiden Korsel Moon Jae-in menolak adanya pengembangan senjata nuklir di negaranya, ia berpendapat bahwa pengembangan senjata nuklir hanya akan menciptakan perlombaan senjata nuklir di Asia Timur serta mempertegang hubungan Korea Selatan dengan Korea Utara.

perang nuklir korea utara amerika

Tujuan Korut adalah untuk membangun keseimbangan kekuatan militer dengan AS dan membuat negara tersebut tidak berani membicarakan opsi militer untuk DPRK (Korea Utara).

Tak lama setelah presiden Trump menghina Kim Jong Un dengan sebutan Rocket Man (Manusia Roket) dan orang gila, Menlu Korut Ri Yong-ho mengatakan bahwa serangan roket Korut ke seluruh daratan AS (Amerika Serikat) tak dapat terhindari. Pemimpin Korut itu pun menyebut Trump dengan sebutan "dotard bermental cacat".

No comments:

Post a Comment