Fakta Tentang Rodrigo Duterte

presiden filipina perang narkoba
Rodrigo Duterte terpilih sebagai presiden ke-16 Filipina pada Mei 2016.

Dijuluki sebagai "The Punisher" dan "Dirty Harry of Davao," Rodrigo Duterte dikatakan merupakan salah satu politisi langka yang mengerjakan apa yang dia bicarakan. Kepemimpinannya yang kuat tentu tidak membungkam para kritikus namun telah berperan dalam mengubah Kota Davao menjadi kota teraman ke-5 di dunia (menurut Numbeo.com).

The Dutertes berasal dari Cebu. Misalnya, almarhum ayahnya, mantan Gubernur Davao, Vicente Duterte, adalah walikota Danao City di Cebu. Sepupunya Ronald, di sisi lain, menjabat sebagai wali kota Cebu dari tahun 1983 hingga 1986. Ayah Ronald, Ramon Duterte, juga memegang posisi tersebut dari 1957 hingga 1959.

Pada tahun 1988, Duterte menjadi walikota Davao City, wilayah metropolitan terpadat ketiga di Filipina, di mana ia dikenal sebagai "the Punisher." Dia telah dituduh memiliki hubungan dengan DDS (Davao Death Squad), yang bertanggung jawab atas lebih dari 1.000 pembunuhan di luar hukum pada 1990-an.

Duterte mengatakan bahwa wartawan tidak "bebas dari pembunuhan." Filipina dianggap sebagai salah satu lingkungan yang paling tidak bersahabat bagi para jurnalis di dunia.

Presiden Filipina ini juga pernah menyebut bahwa Tuhan itu goblok, hal ini memicu kemarahan di negeri mayoritas Katolik tersebut. Pada pidato yang disiarkan televisi, ia sempat mengejek kisah Adam dan Hawa yang telah diusir dari surga dalam Kitab Injil serta logika tentang konseb dosa asal. Atas ucapannya, kantor kepresidenan menjelaskan bahwa Duterte hanya mengekspresikan keyakinan pribadi.
duterte cium pekerja tkw perempuan

Pada sebuah acara di Korea Selatan, presiden Duterte mencium bibir seorang TKW Filipina dan disiarkan secara langsung. Ini terjadi ketika sang presiden sedang pidato di depan para pekerja migran asal Filipina di ibu kota Korsel, Seoul.

Melawan Narkoba

hukuman mati narkoba filipina
Sejak menjabat, ia berupaya keras membasmi narkoba, dan lebih dari 7.000 orang dilaporkan tewas. Duterte telah membandingkan dirinya dengan Adolf Hitler dan berniat untuk menyingkirkan jutaan pecandu narkoba. "Tiga juta orang Yahudi dibunuh Hitler. Sekarang, ada tiga juta pecandu narkoba, dan saya senang untuk membantainya" katanya terhadap reporter seperti dikutip dari Washington Post.

Sebelum menjabat, Duterte dikabarkan pernah membunuh seorang agen pemerintah dengan Uzi submachine gun. Dia juga mengaku, di awal karirnya, pernah melempar seorang tersangka pembunuh dan pemerkosa keluar dari sebuah helikopter.

Walaupun sering dicecar berbagai kritikan mengenai pembunuhan tanpa peradilan, perang narkoba terus dilakukan oleh Duterte. Kritikan atas pembunuhan ini berasal dari berbagai negara dan organisasi internasional seperti Amerika, PBB dan Uni Eropa.

Hubungan Dengan AS

Filipina sedang memiliki hubungan yang tegang dengan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Duterte, dan dia bahkan pernah menyebut mantan Presiden Barack Obama sebagai "putra seorang pelacur", meskipun akhirnya dia minta maaf akan hal itu.

perseteruan konflik presiden duterte obama

Lontaran kata pedas itu terjadi setelah pemerintahan AS mengecam kebijakan kerasnya Filipina dalam memerangi peredaran narkoba. Oleh sebab itu Obama membatalkan pertemuannya dengan Duterte, yang seharusnya direncanakan terjadi di sela-sela pertemuan puncak regional di Laos.

Selama kampanyenya, Duterte dibandingkan dengan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump, yang memenangkan pemilihan presiden AS pada November 2016.

Frasa "anak pelacur" juga pernah dilontarkan kepada Paus Fransiskus oleh Duterte ketika mengunjungi Filipina. Hal ini dikarenakan Manila mengalami kemacetan yang luar biasa karena kedatangannya pada 2015. Dia bahkan menyuruhnya untuk tidak datang lagi.

Duterte telah berpindah hubungan baiknya dari AS menuju China, sebuah negara dimana Filipina telah bersengketa tentang wilayah di Laut Cina Selatan.

LGBT

Duterte merangkul keberagaman. Bahkan, ia adalah satu-satunya politisi yang mengizinkan kandidat gay (bersama dengan seorang Muslim dan cacat). Ia percaya bahwa “dewan kota adalah kumpulan orang yang duduk sebagai wakil rakyat. Jadi saya merasa bahwa setiap orang harus diwakili .. Bagaimana Anda bisa menemukan kedamaian di sini jika Anda terus membeda-bedakan? "

Ini bukan yang pertama dan terakhir kalinya Duterte menyatakan dukungannya terhadap hak LGBT. Pada tahun 2009, dia mengkritik COMELEC karena mengeluarkan Ang Ladlad, sebuah kelompok hak gay, dari daftar-daftar partainya. Dia juga membantu mengeluarkan peraturan Anti-Diskriminasi di Davao City yang pada dasarnya melarang diskriminasi terhadap orang LGBT dan anggota kelompok minoritas.

Dalam sebuah acara talk show yang dibawakan oleh komedian Vice Ganda, Duterte mengutuk gay-bullying karena "dia selalu membenci penindasan." Adapun pandangannya tentang pernikahan sesama jenis, dia hanya mengatakan: "Setiap orang berhak untuk bahagia. ”

No comments:

Post a Comment