Manusia sangat membutuhkan listrik dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sampai ke titik dimana sangat mustahil kita bisa hidup tanpa listrik. Jika anda pergi jauh ke tempat dimana listrik itu tidak ada, perlu diketahui bahwa di dalam tubuh kita juga terdapat aliran listrik yang sedang bekerja. Meskipun mereka tidak sepenuhnya mengerti, orang-orang zaman dulu juga tahu tentang listrik.
Thales dari Miletus, seorang filsuf Yunani yang dikenal sebagai salah satu legendaris "Seven Wise Men" (Tujuh Orang Bijak), mungkin merupakan manusia pertama yang mempelajari tentang listrik, sekitar tahun 600 SM. Dengan menggosok batu amber - resin pohon fosil - dengan bulu, ia mampu menarik debu, bulu dan benda-benda ringan lainnya. Ini adalah percobaan pertama dengan elektrostatika: studi listrik stasioner atau listrik statis. Bahkan, kata listrik berasal dari kata Yunani "elektron", yang artinya "amber".
Percobaan tidak berlanjut sampai abad ke-17. Saat itulah William Gilbert, seorang dokter dan ilmuwan amatir Inggris, mulai belajar tentang magnet dan listrik statis. Dia mengulangi penelitian Thales dari Miletus, menggosok benda bersama sehingga terjadilah charging karena friksi. Ketika satu objek menarik atau menolak benda lain, ia menciptakan istilah "electric" untuk menggambarkan kekuatan yang sedang terjadi. Dia mengatakan kekuatan ini muncul karena tindakan menggosok telah menyingkirkan fluida, atau "humor," dari salah satu objek, sehingga meninggalkan "effluvium," atau atmosfer, di sekitarnya. Konsep ini - bahwa listrik ada sebagai fluida - berlangsung sampai tahun 1700-an.
Pada 1729, ilmuwan Inggris Stephen Gray mengamati bahwa bahan-bahan tertentu, seperti sutra, tidak menghantarkan listrik. Dia percaya bahwa cairan misterius yang dijelaskan oleh Gilbert bisa melakukan perjalanan melalui benda atau terhambat dari bepergiannya. Para ilmuwan bahkan membuat stoples untuk menampung cairan ini dan mempelajari cara kerjanya. Para pembuat instrumen dari Belanda, Ewald von Kleist dan Pieter van Musschenbroek menciptakan apa yang sekarang dikenal sebagai "Leyden jar", sebuah jar kaca yang berisi air dan rantai kawat yang menyimpan muatan listrik. Pertama kali Musschenbroek menggunakan jar ini, ia kesetrum.
Pada akhir 1700-an, komunitas ilmiah mulai mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana listrik bekerja. Benjamin Franklin mengadakan kite eksperimen yang terkenal pada tahun 1752, membuktikan bahwa petir juga merupakan bentuk listrik yang terjadi di alam. Dia juga menjelaskan bahwa listrik memiliki unsur-unsur positif dan negatif dan aliran itu mengalir dari positif ke negatif.
Sekitar 30 tahun kemudian, seorang ilmuwan Perancis dengan nama Charles Augustin de Coulomb melakukan beberapa percobaan untuk menentukan variabel yang mempengaruhi kekuatan listrik. Karyanya menghasilkan rumus hukum Coulomb. Hukum Coulomb bisa digunakan untuk mengkalkulasi kekuatan elektrostatik antara dua charged object, tetapi tidak menjelaskan apa sumber positif dan negatif charge tersebut.
Akhirnya pada tahun 1897, para ilmuwan menemukan titik terang setelah menemukan keberadaan elektron, dan disinilah di mana era modern listrik bermulai. Materi, seperti yang sudah diketahui, terdiri dari atom. Struktur atom merupakan satuan dasar materi dan terdiri dari inti atom yang dikelilingi oleh awan elektron bermuatan negatif. Elektron-elektron ini terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Kayu, kaca, plastik, keramik, udara, kapas - ini semua merupakan contoh dari bahan di mana elektron terikat dengan atom mereka. Karena atom-atom ini 'enggan' berbagi elektron nya, maka material ini tidak dapat menghantarkan listrik dengan baik, sehingga disebut sebagai isolator listrik.
Namun, sebagian besar logam memiliki elektron yang dapat melepaskan diri dari atom mereka dan melakukan zip di sekitarnya. Ini disebut elektron bebas. Elektron yang lebih fleksibel ini memudahkan listrik untuk mengalir melalui bahan-bahan ini, sehingga mereka disebut sebagai konduktor listrik. Mereka dapat menghantarkan listrik. Elektron bergerak mengirimkan energi listrik dari satu titik ke titik lain.
Untuk pemahaman yang lebih mudah, bayangkan seekor anjing peliharaan dan elektron sebagai kutu nya. Anjing yang dipelihara dalam wilayah yang dipagari maka mencegah kutu-kutu tersebut bertebaran dimana-mana, ini bisa disamakan sebagai isolator listrik, sedangkan anjing yang bebas berlari kesana-kemari sehingga bisa mengakibatkan tersebarnya wabah kutu lebih cepat, bisa disamakan dengan konduktor listrik.
Listrik membutuhkan konduktor untuk bergerak, atau mengalir. Tetapi juga ada yang harus membuat agar listrik ini dapat mengalir dari satu titik ke titik lain, melalui konduktor. Salah satunya adalah dengan menggunakan generator.
No comments:
Post a Comment