- Login ke halaman pengaturan router Anda dan Buka tab Wireless untuk mengedit settingan wifi (cari bagian wireless security settings). Nama tab ini berbeda-beda dari router ke router lain, tapi umumnya terletak di “Wireless Settings” atau “Security Settings”.
- Pilih jenis enkripsi. Sebagian besar router memiliki beberapa pilihan yang disediakan ketika datang ke bagian ini. Klik untuk mengaktifkan WPA-PSK (Wireless Protected Access) atau WPA2-PSK enkripsi baik menggunakan pilihan menu drop-down atau centang-kotak. Pilihannya biasanya antara WEP, WPA-PSK (Personal), atau WPA2-PSK. Jika mau, anda bisa pilih WPA2 karena itu dikategorikan enkripsi paling aman dalam jaringan nirkabel. Beberapa router yang lebih tua tidak memiliki opsi ini.
Beberapa perangkat yang lebih tua tidak dapat terhubung ke jaringan yang menggunakan WPA2. Anda perlu mengingat ini jika Anda memiliki beberapa perangkat yang lebih tua yang hendak Anda pasang ke jaringan.
Pilih algoritma AES untuk WPA2-Personal. Jika Anda diberi pilihan, pilih AES sebagai algoritma enkripsi untuk keamanan WPA2 Anda. Pilihan lainnya adalah TKIP, yang lebih tua dan kurang aman. Beberapa router hanya dapat memilih AES. AES singkatan dari Advanced Encryption Standard dan merupakan set algoritma terbaik untuk enkripsi nirkabel.
- Masukkan passphrase dan SSID. SSID adalah nama jaringan anda, dan passphrase perlu dimasukkan oleh setiap perangkat yang terhubung ke SSID itu. Sandi atau password Anda lebih baik menggunakan kombinasi dari huruf, angka dan simbol agar susah ditebak orang.
- Save pengaturan baru atau settingan baru Anda kemudian refresh (restart) router tersebut. Sebagian besar router akan otomatis restart dengan sendirinya dan tiap perangkat yang sebelumnya terhubung akan mental keluar lagi sehingga perlu login dengan password baru agar dapat kembali terhubung.
- Jika router Anda tidak refresh secara otomatis, Anda perlu melakukan ini secara manual. Untuk me-refresh router Anda, matikan power dan hitung sampai 10 sebelum kemudian hidupkan kembali dan biarkan berjalan melalui siklus boot (tunggu sampai semua lampu menyala).
Perbedaan Antara WEP, WPA, dan WPA2
WPA menggunakan TKIP (Temporal Key Integrity Protocol) sementara WPA2 mampu menggunakan TKIP maupun algoritma AES yang lebih maju.WPA diciptakan untuk menggantikan WEP (Wired Equivalent Privacy) setelah ditemukannya kelemahan serius yang membuatnya sangat mudah untuk diakses. Meskipun jauh lebih sulit untuk dibobol, hal itu masih mungkin terjadi dengan menggunakan alat-alat yang lebih canggih.
Konfigurasi WPA yang paling umum adalah WPA-PSK (Pre-Shared Key). Key yang digunakan oleh WPA adalah 256-bit, peningkatan yang signifikan dari 64-bit dan 128-bit key yang digunakan dalam sistem WEP.
WEP dan WPA menggunakan RC4, algoritma stream cipher software yang rentan terhadap serangan. Karena menggunakan RC4 dengan ukuran key nya yang kecil, dan manajemen key yang buruk, cracking software mampu membobol WEP dalam hitungan menit.
WPA dikembangkan sebagai solusi sementara atas banyaknya kekurangan dari WEP ini. Namun, WPA masih rentan karena didasarkan pada stream cipher RC4; perbedaan utama antara WEP dan WPA adalah WPA menambahkan protokol keamanan ekstra yang dikenal sebagai TKIP pada cipher RC4 tersebut. Tapi RC4 itu sendirinya begitu bermasalah sehingga Microsoft mendesak pengguna dan perusahaan untuk menonaktifkannya dan mengeluarkan update pada bulan November 2013 yang menyingkirkan RC4 dari Windows.
Tidak seperti pendahulunya, WPA2 memanfaatkan Advanced Encryption Standard (AES) dan CCMP, pengganti TKIP. AES begitu aman sehingga berpotensi mengambil jutaan tahun untuk serangan brute-force dari sebuah superkomputer untuk memecahkan enkripsi. Secara teoritis, passphrase dibuat dengan algoritma AES yang sangat sulit untuk dibobol. Kebanyakan pengguna wifi sekarang cenderung menggunakan WPA2 demi keamanan jaringan nirkabel mereka.
Salah satu kelemahan dari WPA2 ini adalah jumlah processing powernya yang dibutuhkan untuk melindungi jaringan Anda. Ini berarti dibutuhkan perangkat yang lebih canggih atau powerful sehingga dapat mencegah penurunan kinerja jaringan dari tugas-tugas yang berat.
Selain itu, ada spekulasi yang didasarkan pada leaked dokumen National Security Agency (NSA) Edward Snowden, bahwa AES memiliki setidaknya satu kelemahan: backdoor yang mungkin sengaja dibuat. Secara teoritis, backdoor tersebut akan memungkinkan pemerintah AS untuk mendapatkan akses ke jaringan lebih mudah. Dengan enkripsi AES sebagai tulang punggung keamanan WPA2, keberadaan backdoor inilah penyebab keprihatinan bagi masyarakat luas.
No comments:
Post a Comment