Deng Xiaoping (Teng Hsiao-p'ing) (1904-1997) menjadi pemimpin paling berkuasa di Republik Rakyat China (RRC) pada 1970-an. Ia menjabat sebagai ketua Komisi Militer partai Komunis dan kepala arsitek modernisasi China dan reformasi ekonomi selama tahun 1980.
Deng Xiaoping adalah pemimpin generasi kedua setelah Mao Zedong yang meninggal di tahun 1976. Di bawah arahannya, Tiongkok telah menjadi salah satu negara dengan laju perkembangan ekonomi paling cepat di dunia.
Deng tidak pernah menjabat sebagai kepala negara atau kepala pemerintahan, tetapi adalah pemimpin de facto dari Republik Rakyat Cina dari tahun 1978 sampai awal 1990-an. Jabatannya yang resmi hanya Wakil Ketua PKC dan Ketua Komisi Militer Pusat.
Dikenal sebagai bapak reformasi ekonomi China, Deng telah membuat negara tirai bambu ini menikmati keberhasilannya akan kemajuan ekonominya yang pesat melalui sistem ekonomi kapitalis yang diadopsinya dengan kontrol yang kuat oleh negara demi terwujudnya kemakmuran bagi seluruh rakyat Cina.
China dijuluki sebagai negara tirai bambu karena sifatnya yang tertutup dari dunia luar, serupa dengan negara-negara komunis yang ada di Eropa Timur yang saat itu dijuluki negara tirai besi). Namun semenjak Deng memimpin, berakhirlah era ketertutupan ini. Ia melakukan modernisasi di bidang industri, militer, pertanian, dan iptek. Pada tahun 1989, Deng pensiun karena kontroversi seputar penumpasan demonstrasi di Lapangan Tiananmen.
Meskipun lahir di keluarga yang kaya, sejak kanak-kanak Deng peka terhadap penderitaan rakyat. Orang tuanya pernah berharap agar anaknya menjadi pendeta namun Deng lebih memilih politik. Deng Wenming, ayahnya Deng adalah pemilik tanah kelas menengah sedangkan ibunya Deng sudah meninggal saat ia masih kecil.
Lahir di Guangan, Provinsi Sichuan, pada tahun 1904, Deng bergabung dengan Partai Komunis China (PKC) pada tahun 1924 saat program kerja-studi di Perancis. Di negara Anggur ini ia belajar banyak tentang pemikiran politik seperti Marxisme dan sosialisme.
Di negara itu juga lah di mana Deng juga berkenalan dengan Zhou Enlai yang sedang belajar disana. Kedua orang muda ini akhirnya menjadi sahabat karib dalam perjuangan maupun dalam pembangunan China kedepannya.
Sebelum kembali ke China pada tahun 1926 ia pergi ke Moskow, di mana ia belajar selama beberapa bulan. Disana, Deng muda makin aktif dalam Partai Komunis sehingga menjadi Komisaris Partai pada usia yang relatif muda.
Deng ikut berpartisipasi dalam Long March yang dipimpin oleh Mao Zedong. Deng pernah dianggap sebagai sosok yang kontroversial. Di tahun 1960an, dia termasuk salah satu orang yang mendukung investasi asing di China - tentu saja hal ini masih dianggap terlalu radikal oleh kelompok garis keras pada masa itu.
Setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II, Deng menuju Chongqing dan berpartisipasi dalam pembicaraan damai antara PKC dan Kuomintang namun pertemuan itu gagal mencapai kesepakatan sehingga perang antar dua kubu kembali berkobar.
Setelah bertugas selama 3 tahun di Chongqing, Deng dipanggil ke Beijing pada Juli 1952 untuk menduduki posisi yang lebih tinggi dalam Partai Komunis dan Pemerintahan Tiongkok dikarenakan berkat prestasi dan kerja kerasnya selama perang komunis dengan Kuomintang.
Karena kebijakan Mao yang disebut Lompatan Jauh Kedepan dianggap Deng telah menyengsarakan rakyat banyak, ia mulai menentang kebijakan ini yang diikuti oleh pemimpin-pemimpin Partai Komunis muda lainnya. Inilah saat di mana Deng kemudian diberhentikan dari pejabat partai dan dihukum menjadi pekerja kasar.
Ia pernah menjadi teman dekat Mao tapi pernah juga menjadi lawan politiknya yang paling dibenci. Pada tahun 1966, ketika revolusi kebudayaan meletus saat itu korban yang pertama kali terbabat adalah Deng yang di mana ia sampai harus bekerja di ladang di desa-desa pedalaman dan juga tidur di kandang sapi.
Berakhirnya reformasi kebudayaan yang merupakan salah satu masa terkelam dalam sejarah Cina menjadi awal reformasi ekonomi yang dilakukan Deng Xiao Ping. Setelah wafatnya Mao, pemerintah sementara dikuasai Hua Guofeng namun Deng Xiaoping akhirnya dipanggil kembali untuk mengimbangi kelompok empat. Deng melakukan transformasi ekonomi bersama kelompoknya menuju kapitalis, yang akhirnya sukses membawa kemajuan secara bertahap bagi China walaupun tentu menghadapi berbagai tantangan juga.
Filosofi "kucing" Deng banyak dibicarakan baik di dalam maupun di luar negeri. Bagi Deng, masalahnya bukan apakah komunisme atau kapitalisme lebih dipilih oleh China tetapi mana yang paling efektif dan mana yang tidak bagi bangsa yang besar tersebut untuk meraih potensinya di masa mendatang.
Di tahun 1990, karena kesehatannya memburuk, Deng akhirnya mengundurkan diri dari semua jabatan politiknya. Deng meninggal pada 19 Februari 1997 (di usia 92) karena infeksi dan penyakit Parkinson di Beijing.
No comments:
Post a Comment