Mao Zedong dikenal sebagai bapak revolusi dan pendiri Cina modern. Mao dianggap sebagai pemimpin yang paling berpengaruh dalam sejarah Cina. Di lain sisi, Mao juga di cap sebagai pemimpin paling mematikan sepanjang sejarah.
Dalam masa kepemimpinannya (1949 - 1976), sang diktator ini setidaknya sudah menghabisi 50 sampai 70 juta nyawa, entah karena dibunuh, karena perang, ataupun bunuh diri. Belum ada pemimpin atau diktator lain di dunia yang bisa memecahkan rekor angka tersebut. Namun berkatnya, China bisa tetap menyatu dan tumbuh sampai menjadi negara superpower seperti sekarang ini.
Mao berasal dari keluarga yang miskin. Orang tuanya bekerja sebagai petani di Shaoshan, Hunan. Meski demikian, berkat usaha sang ayah yang membeli tanah-tanah di sekitar desanya membuat hidup keluarga mereka makin mapan.
Mao Zedong menikah muda, yaitu di saat ia berumur 13 tahun, dengan sepupunya sendiri (usia 17 tahun) atas pilihan ayahnya. Lucunya, Mao belum pernah bertemu dengan istrinya tersebut sampai keduanya disandingkan di pelaminan. Karena tidak menyukainya, Mao akhirnya memutuskan untuk kabur meninggalkan istri dan orang tuanya.
Setelah menghabiskan masa kecilnya melakukan pertanian, ia bergabung dengan Partai Komunis China dan mulai membuat sejarah. Awalnya, Mao mendukung pemimpin China Sun Yat-sen. Ia mendukung Kuomintang dan Partai Komunis. Kemudian ia menjadi pengikut ide-ide Leninis, di mana ia percaya petani pertanian dapat membantu dalam komunisme di Asia.
Mao tidak memiliki hubungan yang sangat baik dengan Chiang Kai-shek, yang meraih kekuasaan setelah Sun Yat-sen dan menjadi ketua pada tahun 1925 setelah kematiannya.
Setelah Presiden Sun Yat-sen meninggal pada tahun 1925, Chiang Kai-shek mengambil alih pemerintah dan Kuomintang. Chiang tidak lagi ingin komunis sebagai bagian dari pemerintahannya. Dia mematahkan aliansi dengan komunis dan mulai membunuh dan memenjarakan pemimpin komunis. Perang Saudara Cina antara Kuomintang (juga disebut Partai Nasionalis) dan komunis pun dimulai.
PKC sempat bersekutu dengan Partai Nasionalis Kuomintang demi membasmi para panglima perang yang menguasai sebagian kawasan di Cina utara. Pada tahun 1927, persekutuan keduanya pecah dan Chiang Kai-shek (pemimpin Kuomintang) melancarkan perjuangan melawan komunisme.
Pada 16 Oktober 1934, perjalanan panjang mulai dilakukan oleh Tentara Merah Partai Komunis untuk menghindar pengepungan kubu Nasionalis di barat daya China. Bayangkan saja, perjalanan ini sejauh ribuan kilometer jauhnya dan menghabiskan waktu selama lebih dari setahun. Dalam perjalanan, para pejalan kaki Komunis ini telah melalui 18 pegunungan dan 24 sungai dan hanya berjumlah 4,000 prajurit yang berhasil tiba di tujuan. Perjalanan 9,600 km yang memakan waktu selama 368 hari itulah yang sekarang dikenal sebagai Long March atau Chang Cheng, dan telah menjadi simbol perjuangan komunis China
Perang Saudara Cina terus berlangsung sampai setelah Perang Dunia II ketika pasukan Komunis Mao Zedong berhasil mengalahkan Partai Nasional Kuomintang. Di tahun 1949, partai komunis berhasil menguasai mutlak seluruh daratan Cina. Mao mendirikan Republik Rakyat Cina pada tanggal 1 Oktober 1949 sementara Chiang Kai-shek lari ke Pulau Taiwan.
Melalui partai komunis yang dipimpinnya, Mao mengeluarkan gagasan yang disebutnya sebagai kampanye "Lompatan Jauh ke Depan" di tahun 1957. Tujuannya untuk menyusul kemajuan industri di Inggris hanya dalam waktu kurang dari 15 tahun. Namun siapa sangka justru lompatannya ini malah membuat Cina masuk ke salah satu jurang tragedi kemanusiaan terbesar. Pada 1958 - 1962, tidak kurang dari 45 juta orang menjadi korban kelaparan hebat dan hal ini disorot oleh Frank Dikotter secara serius dalam buku Kelaparan Hebat di Masa Mao, Sejarah Bencana Terdasyat di China, 1958 – 1962.
Untuk mempercepat program industrialisasi ini secara besar-besaran, semua tenaga dan fokus diarahkan untuk mewujudkan program tersebut sehingga mengakibatkan pertanian terbengkalai dan membuat puluhan juta warga mati kelaparan.
Untuk memulihkan otoritasnya, Mao mengeluarkan program lain pada tahun 1966 yang disebut Revolusi Kebudayaan, namun masih juga gagal dan memakan korban jiwa sekitar 1,5 juta serta hancurnya warisan-warisan budaya. Revolusi ini dilengkapi dengan dibentuknya Pasukan Merah (red guard) yaitu kumpulan mahasiswa pendukung Mao beserta ajaran-ajarannya.
Tujuannya untuk menerapkan ideologi komunis yang 'benar' dan menyingkirkan sisa-sisa unsur kapitalis dan tradisional dari masyarakat China, serta menegakkan kembali pemikiran Maois sebagai ideologi dominan pada Partai tersebut. Gerakan ini bersifat politik dan mengakibatkan dampak negatif bagi masyarakat dan ekonomi negara tersebut pada tingkat signifikan. Di beberapa tempat terjadi perlawanan marak namun Mao berhasil mengendalikannya dengan mengerahkan Tentara Merah.
Akhirnya Mao masih muncul sebagai pemenang. Pemimpin kelahiran 26 Desember 1893 ini masih sempat berupaya menjalin hubungan dengan Jepang, Amerika, serta Eropa yang antara lain berpuncak pada kunjungan Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon pada 1972. Karena kesehatan Mao memburuk, pada 9 September 1976, Ketua Mao meninggal dunia.
Fakta unik lainnya,
- Buku Mao, The Little Red Book, dicetak lebih dari semiliar kali dalam rentang waktu singkat (1966 - 1971). Buku yang berisi semua pemikiran Mao ini wajib dimiliki oleh semua warga China. Jika ketahuan merusak buku merah yang berukuran kecil pas di kantong ini maka pelakunya akan berakhir di penjara. Selain itu setiap orang juga dianjurkan untuk menghafal buku tersebut.
- Mao gemar main perempuan. Li Zhisui, seorang dokter pribadi Mao menerbitkan sebuah buku kontroversial pada tahun 1994 berjudul The Private Life of Chairman Mao, yang menceritakan kebiasaan Mao yang suka bermain perempuan beserta kebiasaan buruk lainnya seperti jarang gosok gigi, mandi dan tidak pernah mencuci tangan. Buku tersebut juga mengatakan bahwa Mao mengidap penyakit menular yang disebut Trichomoniasis.
No comments:
Post a Comment