Dalam sebuah talkshow politik yang sedang berbincang tentang hubungan internasional, dua analis politik China membahas mengenai penanganan hubungan dengan China oleh Perdana Menteri Lee Hsien Loong dan mengkritiknya karena kurang fasih dan berpengalaman tidak seperti ayahnya Lee Kuan Yew.
Berikut adalah transkrip antara kedua analis tersebut:
Analis pertama:
"Orang Jepang itu seperti orang Jerman. Mereka merupakan penjajah selama Perang Dunia 2 dan membunuh banyak orang China dan Korea. Jika mereka merenungkan masa lalu mereka dan merasa malu dengan tingkah lakunya disertai dengan permintaan maaf, China tidak memiliki alasan untuk terus mengejar permintaan maaf dari Jepang. Jika Jepang telah meminta maaf, Lee Hsien Loong kemudian memiliki hak untuk memberitahu China agar tidak terus menerus memaksa Jepang untuk meminta maaf. Namun, ini tidak demikian, Lee Hsien Loong tampak seperti sedang memihak ke Shinzo Abe dan menyakiti perasaan China dan Korea. Lee Hsien Loong memahami pentingnya hubungan Sino-Jepang dan perlu memahami latar belakang hubungan ini, namun dia tidak berpengalaman dan tidak cukup diplomatik untuk menangani perselisihan teritorial, tidak seperti ayahnya Lee Kuan Yew.
Dulu, ayahnya bisa menjadi konsultannya sementara Lee Hsien Loong tetap sebagai Perdana Menteri. Jika Lee Hsien Loong mengatakan sesuatu yang salah, ayahnya bisa mengingatkannya dan Lee Hsien Loong akan meminta maaf. Misalnya, pada bulan Juli 2015, Lee Hsien Loong mengisyaratkan China untuk tidak menerapkan sikap garis keras, lalu setelah komentar tersebut sebulan kemudian pada bulan Agustus, Menteri Luar Negeri China Wang Yi terbang ke Singapura dan mengulangi pernyataannya bahwa China tidak mengizinkan negara manapun untuk melakukan ikut campur dengan kebijakan domestiknya di Laut Cina Selatan. China mencoba memperingatkan Lee Hsien Loong agar ia harus berhati-hati dengan kata-katanya.
China telah melakukan reklamasi lahan di wilayahnya sendiri dan tidak ada masalah dengan Laut Cina Selatan. Amerika mendirikan sebuah pangkalan militer di Okinawa namun penduduk Jepang menginginkan mereka keluar. Guam bukan Amerika, tapi AS berkeras untuk memiliki basis di sana. Mengapa Lee Hsien Loong tetap diam dalam hal ini? Lee Hsien Loong tidak taktis seperti ayahnya dan ini adalah kekurangan Lee Hsien Loong, itulah sebabnya saya khawatir. Ketidakmampuannya dalam menangani hubungan China akan mempengaruhi masa depan Singapura secara negatif. "
Analis kedua:
"Lee Hsien Loong mewarisi pemerintah dari ayahnya, pemerintah generasi kedua ini penting tapi tidak seperti ayahnya, dia tidak melihat penderitaan yang dialami pada Perang Dunia kedua. Lee Kuan Yew memperoleh kehormatan dari seluruh dunia dan yang mengharumkan status Singapura. Delegasi asing tahu bahwa Lee Kuan Yew telah pensiun di masa tahun-tahun terakhirnya tapi masih tetap berkonsultasi dengannya, dan Lee Kuan Yew dapat menggunakan kecerdasannya untuk mengatasi pertanyaan pertanyaan tersebut. Namun, anaknya masih kekurangan kemampuan tersebut. "
No comments:
Post a Comment