Kim Jong-un lahir pada 8 Januari atau 6 Juli 1982, atau mungkin 1983. Atau mungkin 1984. Mengapa tidak jelas seperti itu? Dikatakan bahwa pemimpin ingin terlihat lebih tua dan lebih dewasa, sehingga dia memutuskan bahwa tanggal resmi kelahirannya adalah 1982. Tetapi intelijen Korea Selatan mengklaim bahwa Kim Jong-un sebenarnya lahir 2 tahun kemudian. Bagaimanapun, dia adalah salah satu pemimpin termuda di dunia.
Dia dididik di Swiss dengan nama yang berbeda. Di sekolah yang sangat bergengsi di dekat Bern, Swiss, ada seorang mahasiswa dari Korea Utara dari tahun 1998 hingga 2000. Ia terdaftar sebagai anggota kedutaan. Dia tidak menyatakan apa nama aslinya. Sulit untuk mengetahui apakah itu adalah pemimpin Korea Utara di masa depan dengan melihat foto-foto ini. Tetapi orang-orang yang belajar dengannya sangat yakin bahwa itu adalah Kim Jong-un sendiri. Mereka ingat bahwa dia adalah orang yang lucu, dan dia lebih tertarik pada olahraga daripada politik. Dan dia bukan murid yang baik.
Dia mencintai bola basket, dan dia berteman dengan Dennis Rodman. Pada 2013, ia bahkan bertemu Dennis Rodman dan memamerkan ke dia pulau pribadinya. Meskipun perbedaan besar antara 2 orang ini, mereka menjadi teman. Dennis berkata, "Mungkin dia psikopat, tapi saya tidak memperhatikan itu."
Ketika ayahnya meninggal, dia memastikan bahwa kematiannya didukakan sepenuh hati oleh orang Korea Utara. Semua orang menangis histeris. Dan mereka yang tidak tahu cara meneteskan air mata buaya, akan diajarkan untuk melakukannya. Selain itu, mereka yang tidak pergi ke acara berkabung kabarnya akan dihukum di kamp kerja paksa selama enam bulan. Ini bukan pertama kalinya terjadi. Pada saat kematian kakeknya, Kim Il Sung, ayahnya Kim Jong-il memastikan bahwa negara itu sangat berduka.
Pamannya, Jang Song Thaek, yang merupakan komandan kedua dinyatakan bersalah karena "mencoba untuk menggulingkan pemerintah." Maka, jika laporannya dapat dipercaya, Kim Jong-un telah mengeksekusinya. Pamannya tampaknya pertama-tama ditelanjangi dan kemudian dilemparkan ke kandang anjing-anjing rakus. Dan ini tidak berhenti di situ. Ada laporan bahwa dia diduga membungkam tantenya yang berduka dan marah atas kematian suaminya dengan cara meracuninya. Namun, ada juga laporan bahwa dia menderita serangan jantung fatal atau bunuh diri. Tidak ada konfirmasi tentang di mana atau bagaimana dia meninggal.
Menurut Daily NK, Kim selalu membawa toilet pribadinya ketika meninggalkan rumah. Di dalam mobilnya, selalu ada pispot darurat. Bahkan beberapa mobil milik Kim di desain khusus sebagai toiletnya untuk area salju dan pegunungan. Dilaporkan bahwa alasannya adalah Kim tidak mau kotorannya dijadikan bahan penyelidikan untuk informasi mengenai kesehatannya.
Pertemuan antara presiden Korsel Moon Jae In dengan pemimpin Korut Kim Jong Un di desa zona demiliterisasi Panmunjom menghasilkan angin perdamaian terhadap kedua Korea tersebut. Keduanya sepakat untuk berdamai, bahkan Korut bersedia untuk memasuki tahap denuklirisasi dan menangguhkan uji coba senjata nuklir mereka. Ini merupakan pertama kalinya kedua pemimpin Korea tersebut bertemu sejak tahun 2007.
Tentu banyak pihak yang penasaran mengapa tiba-tiba Korut ingin berdamai, apalagi sempat melakukan usaha penyatuan (unifikasi) kedua Korea dibawah satu pemerintahan. Salah satu alasannya yang dipercayai adalah bahwa fasilitas nuklir Punggye-ri telah rusak disebabkan oleh gagalnya uji coba nuklir Korut pada 3 September 2017. Dikabarkan juga rusaknya fasilitas Punggye-ri ini menyebabkan kebocoran pengayaan uranium dan bisa menghasilkan radiasi berbahaya dari nuklir tersebut. Ledakan tersebut mencapai 100 kiloton, sebagai perbandingan, bom atom yang meledak tahun 1945 di Hiroshima hanya berkisar 15 kiloton. Selain itu terjadi gempa sebesar 6,3 skala richter tidak lama setelah ledakan dan mengguncang daerah Punggye-ri.
Alasan lain yang dipercayai adalah perekonomian Korea Utara yang dalam keadaan sangat sulit. Hal ini mendesak Kim Jong-un untuk berubah dan hendak bernegosiasi dengan Seoul dan Washington, bahkan bepergian naik kereta ke Beijing. Mengutip Bloomberg, perekonomian Korea Utara terpukul akibat sanksi internasional yang diterapkan terhadap negara tersebut. Menurut analis Korsel, pembatasan ekspor akan terus menggerus dana tunai Korut tahun ini dan dapat menyusutkan nilai impor atas produk-produk utama.
Pada bulan maret 2018, akhirnya secara mengejutkan Trump menerima surat Kim untuk bertatap muka secara langsung. Pertemuan ini menghabiskan dana sebesar Rp 210 miliar yang disiapkan oleh Singapura.
No comments:
Post a Comment