Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz lahir pada tanggal 31 Desember 1935 di Riyadh, Arab Saudi. Tokoh ini naik takhta pada tahun 2015, tepatnya 23 Januari, menggantikan kakak tirinya, almarhum Raja Abdullah bin Abdulaziz (yang wafat pada hari itu juga).
Sebelum Salman, Raja Abdulaziz adalah pemimpin Arab Saudi (1932-1953) yang digantikan putra-putranya. Mereka adalah Raja Al-Saud bin Abdulaziz, Raja Faisal bin Abdulaziz, Raja Khaled bin Abdulaziz, Raja Fahd bin Abdulaziz, dan Raja Abdullah bin Abdulaziz (2005-2015).
Negara modern Arab Saudi diproklamasikan pada 22 September 1932 oleh Raja Abdulaziz ibnu Saud. Raja Salman adalah salah satu dari "Sudairi Seven" atau "Tujuh al-Sudairi", putra-putra Raja Abdulaziz yang berasal dari ibu yang sama. Mereka adalah kelompok di lingkungan keluarga Raja Abdulaziz yang paling berpengaruh.
Raja ketujuh dalam Dinasti Al-Suud (Al-Saud) III ini sudah menjadi penghapal Qur’an sejak berusia 10 tahun. Saat menyambut kedatangan presiden Amerika Barack Obama, begitu mendengar suara adzan Raja Salman langsung pamit untuk menunaikan salat.
Tiga kali menikah, Sultana Bint Turki Bin Ahmad Al-Sudairi adalah istri pertamanya yang meninggal pada tahun 2011 karena sakit. Saat naik takhta membagikan hadiah senilai US$ 32 miliar bagi rakyatnya.
Pada Februari 1963 - 5 November 2011, gubernur Riyadh ini gencar memerangi korupsi. Raja Salman bahkan pernah menyetujui hukuman mati keponakannya yang bertindak kriminal (pangeran Turki bin Saud al-Kabir).
Anak perempuan semata wayang Raja Salman, Putri Hassa, yang lahir dari mendiang istri pertamanya, Putri Sultana binti Turki bin Ahmad al-Sudairi, pernah melarikan diri dari Paris setelah diduga menyuruh pengawalnya untuk membunuh seorang dekorator dan pelukis.
Saat dinobatkan sebagai Raja Saudi Arabia, Raja Salman sudah berumur 79 tahun sehingga banyak yang mengkhawatirkan kesehatan Raja yang pernah kena stroke. Walaupun sudah menjalani fisioterapi, sayangnya hal itu belum sepenuhnya berhasil memulihkan kebugaran sang Raja.
Serangan stroke mengakibatkan gerakan tangan kiri Raja semakin terbatas. Selain itu, pria yang dikenal dengan kemampuannya sebagai mediator ini dikabarkan mengalami demensia ringan, atau tepatnya Alzheimer.
Putra Raja Salman, Pangeran Sultan, adalah seorang pilot jet tempur dan juga astronot pertama dari jazirah Arab. Pangeran Sultan telah menjelajah ruang luar angkasa untuk mengorbitkan satelit selama seminggu, meskipun tak pernah menginjakkan kakinya di bulan.
Kunjungan Raja Salman ke Indonesia dianggap sangat bersejarah, ini dikarenakan terakhir kali Raja Saudi mengunjungi Jakarta yaitu pada tahun 1970 (47 tahun yang lalu) saat Faisal bin Abdulaziz Al Saud berkuasa.
Ketika berkunjung ke Indonesia, mereka menggunakan tujuh pesawat udara, yakni dua Boeing 777, dua Boeing 747-300/400, satu Boeing 747SP, satu Boeing 757, dan satu Hercules. Tak hanya itu, dua mobil sedan merek Mercedes-Benz S600 dan dua ekskalator pribadi juga ikut dibawa.
Tidak hanya ke Indonesia, Raja Salman juga sebelumnya telah berkunjung ke Malaysia, dan akan berlanjut ke China, Jepang, Brunei, dan Maladewa.
Adapun rencana ambisi utama dalam NTP (National Transformation Program) Arab Saudi, yaitu penawaran perdana saham Aramco, perusahaan minyak raksasa milik negara. Dikutip dari Forbes, perusahaan ini akan melepas hingga 5 persen sahamnya yang dikabarkan senilai 100 miliar dolar atau Rp 1.335 triliun. Upaya mencari investasi dari ekonomi kelas berat Asia seperti Jepang dan China membutuhkan perhatian raja sehingga Raja Salman melakukan kunjungan ke dua negara dengan ekonomi terbesar di kawasan Asia Pasifik tersebut.
Raja Salman memiliki kekayaan 17 miliar dollar Amerika Serikat (menurut Forbes) atau setara dengan Rp 226,7 triliun (1 dollar AS setara Rp 13.300).
No comments:
Post a Comment