Tiananmen Square terletak di pusat kota Beijing, ibukota Cina. Tiananmen artinya "gerbang perdamaian surgawi." Saat ini, lapangan ini merupakan salah satu 10 lapangan sejenis terluas di dunia. Lapangan Tiananmen pada awalnya dibangun pada tahun 1651, dan hari ini telah menjadi empat kali lebih besar. Terdapat Balai Agung Rakyat di Lapangan Tiananmen, selain itu juga ada Monumen untuk Pahlawan Rakyat, National Museum of China, dan Ketua Mao Zedong Memorial Hall.
Letak lapangan ini berada di luar pintu selatan Istana Kuno Dinasti Ming dan Qing. Terdapat tiang bendera di sebelah utara lapangan ini di mana mereka mengadakan upacara penaikan dan penurunan bendera setiap hari oleh tentara kehormatan. Tidak boleh ada papan dan poster reklame di lapangan tersebut, bahkan kendaraan dan bus yang melintasi jalan di depan lapangan pun tidak boleh memiliki reklame di badan bus/kendaraan.
Anda bisa melihat Mausoleum Ketua Mao, sebuah bangunan yang letaknya berada di sebelah selatan lapangan ini. Di dalam bangunan tersebut, Anda bisa melihat jenazah Ketua Mao Zedong yang diawetkan di dalam kotak kaca.
Pada tahun 1989, setelah beberapa minggu demonstrasi, pasukan Cina memasuki Lapangan Tiananmen pada 4 Juni dan menembaki warga sipil. Perkiraan rentang korban tewas dari beberapa ratus hingga ribuan. Demonstrasi yang disebut Protes Lapangan Tiananmen 1989 ini diadakan di Lapangan Tiananmen di Beijing antara 15 April sampai dengan 4 Juni 1989.
Protes ini ditujukan terhadap korupsi politik dan ketidakstabilan ekonomi yang kemudian merembet menjadi demonstrasi pro-demokrasi dan mengakibatkan lebih dari 3,000 orang meninggal karena tindakan oleh pasukan bersenjata. Diperkirakan sekitar 10,000 orang ditangkap selama dan setelah aksi protes.
Protes ini dipicu oleh kematian Hu Yaobang, sekretaris jenderal partai yang dipandang sebagai seorang yang berpikiran liberal. Hu dipaksa oleh Deng Xiaoping untuk mengundurkan diri dari posisinya. Banyak orang, terutama kaum intelektual melihat ini sebagai sebuah perlakuan yang tidak adil. Hu berupaya untuk menggerakkan China menuju sistem politik yang lebih terbuka dan telah menjadi simbol reformasi demokrasi.
Seorang pria tak dikenal berdiri sendiri di jalan, menghadang barisan tank. Dia tetap berada di sana selama beberapa menit sebelum akhirnya ditarik oleh penonton.
Sampai sekarang pemerintah China masih menyensor informasi tentang pembantaian tersebut, bahkan mereka mempekerjakan dua juta sensor online untuk memperketat pemblokiran informasi mengenai protes Tiananmen. Tidak hanya istilah pencarian "Tiananmen Square" yang disensor, tetapi juga kata-kata dan kalimat yang berhubungan seperti 6, 4, 1989 (tanggal terjadinya protes).
Aksi protes tersebut juga sempat memalukan pemerintah China karena pada saat itu mereka sedang dikunjungi Mikhail Gorbachev dari Uni Soviet, kunjungan pertama dari seorang pemimpin rekan komunis China dalam 30 tahun. Oleh karena itu, acara peletakkan karangan bunga oleh Mikhail Gorbachev di tugu Pahlawan di tengah-tengah lapangan Tiananmen terpaksa dibatalkan. Gorbachev berakhir harus masuk melalui pintu belakang.
Beberapa hari sebelum penyerangan, “in a flash of exuberance” seperti apa yang ditulis TIME pada saat itu, para pengunjuk rasa mendirikan “Dewi Demokrasi” yang menyerupai Patung Liberty. Patung setinggi 30-kaki tersebut terbuat dari styrofoam dan plester dan menjadi monumen simbolis untuk gerakan pro-demokrasi. 'Dewi' ini kemudian dihancurkan oleh tank.
No comments:
Post a Comment