Najib Razak dilahirkan dalam keluarga politik; ayahnya, Abdul Razak, adalah perdana menteri Malaysia dari 1970 hingga 1976, dan pamannya, Hussein Onn, adalah perdana menteri dari tahun 1976 hingga 1981.
Najib Razak bersekolah di Kuala Lumpur sebelum menyelesaikan pendidikannya di Inggris. Di sana ia memperoleh Ijazah Sarjana Muda di bidang ekonomi dari Universitas Nottingham. Dia kembali ke Malaysia pada tahun 1974 dan bekerja untuk Petroliam Nasional Berhad (Petronas), perusahaan perminyakan nasional.
Setelah kematian ayahnya pada tahun 1976, Najib Razak terpilih untuk menggantikan ayahnya di kursi parlemen Pekan yang kosong. Karena masih berusia 23, ia merupakan anggota parlemen termuda pada saat itu. Najib Razak masih memiliki darah bangsawan Makassar.
Pada awal karir parlementernya, Najib Razak memperlancar hubungan antara pemerintah dan kelas penguasa turun-temurun di wilayah Pahang, dan ia dipandang sebagai salah satu bintang yang sedang naik daun di dalam Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).
Ia melayani di sejumlah kementerian kabinet, termasuk dua jabatan sebagai menteri pertahanan (1991–95; 1999–2004), dan ia ditunjuk sebagai wakil perdana menteri pada tahun 2004. Pada sebuah party kongres pada 26 Maret 2009, Najib Razak terpilih menjadi pemimpin UMNO, mempersiapkan jalan untuk transfer kekuasaan dari Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi.
Najib Razak disumpah sebagai perdana menteri pada 3 April 2009, dan menjadi kepala koalisi UMNO-dominated National Front (Barisan Nasional; BN) yang berkuasa. Meskipun ia pernah memeluk sentimen yang sangat pro-Melayu, bahasanya melunak seiring waktu, dan ia menyatakan bahwa salah satu tujuannya sebagai perdana menteri adalah memastikan perlakuan adil terhadap semua kelompok etnis di Malaysia.
Dalam pemilihan umum Mei 2013, BN kalah dari popular vote tetapi masih berhasil memenangkan kursi parlemen paling banyak, dan Najib Razak mempertahankan jabatan perdana menteri.
Dukungan Najib Razak terkikis setelah ia memberlakukan pajak 6 persen yang sangat mengecewakan atas barang dan jasa pada April 2015. Belakangan tahun itu ia juga terlibat dalam skandal korupsi yang melibatkan 1Malaysia Development Berhad (1MDB), sebuah dana investasi milik negara Malaysia. Investigasi terpisah yang diluncurkan oleh otoritas Swiss dan AS menetapkan bahwa sekitar $ 3,5 miliar telah digelapkan dari 1MDB dan dicuci melalui berbagai saluran.
Unit anti-kleptokrasi Departemen Kehakiman AS berusaha memulihkan aset $ 1 miliar yang terkait dengan skandal tersebut, operasi pemulihan aset terbesar dalam sejarah organisasi tersebut. Otoritas Malaysia menegaskan bahwa "Malaysia Official 1," seorang individu yang tidak disebutkan namanya yang direferensikan secara luas dalam pengajuan pengadilan, sebenarnya adalah Najib Razak.
Mahathir bin Mohamad, seorang negarawan lansia UMNO yang pernah menjabat sebagai perdana menteri Malaysia dari 1981 hingga 2003, muncul sebagai pemimpin oposisi setelah skandal 1MDB.
Najib Razak tidak suka akan kembalinya Mahathir ke politik, tetapi dukungan mulai tambah banyak terhadap Mahathir, terutama setelah Mahathir mengumumkan pada Januari 2018 bahwa ia akan menjadi calon oposisi untuk perdana menteri dalam pemilihan umum.
Pada Pemilu Malaysia Mei 2018 lalu, Najib tidak bisa mempertahankan posisinya sebagai Perdana Menteri karena kalah dengan Mahathir Mohamad yang tidak lain merupakan pembimbingnya, mentornya di awal-awal Najib merintis karier di dunia politik.
Kasus Mega Korupsi
Dalam kasus korupsinya, Najib Razak disebut-sebut telah mengalirkan dana negara 681 juta dolar AS (jika di Rupiahkan sekitar 9,5T) ke akun pribadinya. Dua unit rumah Najib Razak digeledah petugas pada Rabu malam sampai Kamis pagi. Di rumahnya, pakaian-pakaian mewah dan 284 kotak tas mewah koleksi istrinya Najib yang bernama Rosmah Mansor disita polisi. Sebanyak 72 tas yang isinya uang cash, perhiasan, jam tangan dan barang mahal lainnya disita.Tas-tas yang disita bermerk seperti Louis Vuitton dan Hermes diperkirakan sekitar Rp 170 juta - Rp 4,2 miliar. Jam tangan yang sempat terlihatpun merknya Roger Dubuis Excalibur Limited edition High Jewelery watch yang harganya diperkirakan sekitar Rp 890 juta. Putri kandung Rosmah yang bernama Azrene Soraya Abdul Aziz, anaknya dari pria bernama Abdul Aziz Nong Chik, juga mengaku mengalami kekerasan fisik dan mental. Disebut sering cekcok dengan Najib dan Rosmah.
Kasus Pembunuhan
Tidak menjabat lagi sebagai perdana menteri, satu per satu dugaan pelanggaran pun diungkit kembali. Selain yang utama yaitu dugaan korupsi ratusan juta dolar 1MDB kasus lain yang tak kalah heboh pun dimunculkan, yaitu pembunuhan model cantik bernama Altantuya Shaariibuugiin.Wanita cantik ini dibunuh secara sadis di tahun 2006, setelah ditembak sebanyak dua kali tubuh wanita berusia 28 tahun itu dimusnahkan dengan cara diledakkan menggunakan bom C-4 kelas militer.
Dua pelaku pembunuhan Altantuya ini telah diadili namun otak pelaku dan motifnya sampai sekarang masih samar. Kasus ini susah diselidiki karena dipercaya melibatkan korupsi mengenai pembelian kapal selam asal Perancis. Apalagi saat itu Najib sedang menjabat sebagai Menteri Pertahanan Malaysia. Sumber lain mengatakan ia dibunuh oleh istrinya Najib karena ketahuan berselingkuh dengan suaminya.
Seorang dari dua tersangka ini yang bernama Sirul Azhar Umar berhasil kabur ke Australia namun ia ingin bekerja sama dengan pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Mahathir agar kasus ini bisa terungkap dengan syarat pemerintah mengampuni dirinya terlebih dahulu.
Mereka berdua, yang satunya lagi bernama Azilah Hadri telah divonis mati atas tindakan kriminal ini tapi Sirul sempat melarikan diri ke Negeri Kangguru pada tahun 2015 pada pengadilan banding namun berhasil ditangkap di Australia atas permintaan Interpol.
Sirul pernah menjelaskan bahwa dia hanyalah "kambing hitam" dan pembunuhan yang ia lakukan diperintahkan oleh "seseorang yang tinggi" jabatannya.
Altantuya lahir dan dibesarkan di Rusia dan pernah menikah dua kali namun berakhir cerai dan memiliki dua orang anak. Wanita yang pernah ke Perancis untuk belajar modelling ini mahir dalam bahasa Perancis, Inggris, China, Rusia, dan Mongolia. Kepiawaian inilah yang akhirnya membuat dia memutuskan untuk menjadi penerjemah dan membawakannya ke berbagai negara seperti Singapura, China, dan Malaysia yang akhirnya bertemu dan berkenalan dengan ahli keamanan dari lembaga think-tank Malaysian Strategic Research Centre bernama Abdul Razak Baginda yang pada saat itu sebagai penasehat Najib Razak.
Dalam negosiasi pembelian kapal selam Scorpene seharga USD 1,1 miliar dari Perancis, Altantuya bekerja sebagai penerjemahnya Abdul Razak Baginda. Pada saat itu, media Perancis Liberation menjelaskan bahwa pemberian komisi dari produsen kapal selam Perancis DCNS sebanyak 114 juta euro untuk perusahaan cangkang yang terkait dengan Abdul Razak Baginda juga diketahui oleh Altantuya.
Wanita ini dilaporkan meminta uang tutup mulut sebanyak US$500,000 agar rahasia korupsi ini tidak dibongkar namun menurut sumber lainnya Altantuya akan melaporkan kepada istri Abdul Razak Baginda bahwa mereka berselingkuh jika uangnya tidak diberikan.
Setelah dinyatakan hilang, polisi sempat menemukan serpihan tulang di sebuah hutan. Menurut pemeriksaan DNA, itu merupakan tulangnya Altantuya dan penelitian menunjukkan ia diledakkan dengan C-4 setelah ditembak.
Keterlibatan dalam pembunuhan ini tentu dibantah oleh Najib maupun istrinya.
No comments:
Post a Comment