Awalnya beroperasi menggunakan Boeing 737-200 yang disewa dalam rute ke Pontianak. Maskapai penerbangan tersebut dikomandoi oleh Rusdi Kirana beserta keluarganya.
Lion Air melakukan pemberhentian sementara pada 19 Juli 2001 untuk ke 13 armada Boeing 737-900ER nya karena gagal memenuhi on time performance (OTP) yang Dirjen Perhubungan Udara terapkan sampai Lion Air bisa memenuhi 80% dari OTP.
Tanggal 18-11-2011, diumumkan oleh maskapai penerbangan beserta Boeing bahwa pemesanan sebanyak 201 pesawat Boeing 737 MAX dan 29 pesawat Boeing 737-900ER menjadikannya tercatat sebagai pemesanan tunggal paling banyak oleh satu maskapai penerbangan komersial (230, nilai $21.7 miliar).
Lion Air dikenakan sanksi pada awal 2012 oleh Kementerian Perhubungan karena beberapa pilot dan awak pesawat ketahuan memiliki dan menggunakan bahan Narkotika.
Pada Juli 2013, di Uni Eropa, Lion Air pernah masuk di daftar maskapai penerbangan yang dilarang disana disebabkan oleh masalah keamanan.
Pada 2016, Lion Air telah berada dalam daftar maskapai penerbangan bertarif rendah dengan layanan terbaik sedunia versi SkyTrax sehingga memperoleh dua penghargaan - Kabin Terbaik Kelas Murah dan Kursi Premium Terbaik Kelas Murah.
Anak perusahaan Lion Air adalah Batik Air dan Wings Air.
Lion Air merupakan maskapai penerbangan yang menyediakan harga tiket paling murah dibandingkan dengan maskapai penerbangan Indonesia lainnya.
Kasus hilangnya bagasi penumpang paling banyak terjadi di Bandara Polonia Medan hingga saat ini.
Lion Air & Air Asia
Lion Air dan Air Asia keduanya memiliki sejumlah persamaan, salah satunya adalah maskapai berbiaya rendah (low cost carrier). Keduanya sama-sama menggurita, Air Asia banyak menggarap pasar penerbangan Internasional sedangkan Lion Air menguasai pasar domestik. Persamaan lainnya adalah sama-sama pembeli besar pesawat dari Airbus.Air Asia sebenarnya sudah terlebih dahulu masuk ke pasar Indonesia. Lion Air melalui anak perusahaannya Malindo Air baru melakukan penerbangan pertamanya di Malaysia pada 22/3/2013.
Malindo Airways merupakan perusahaan patungan antara Lion Air bersama National Aerospace & Defence Industries (NADI) Malaysia. Dengan kepemilikan saham 51& untuk NADI dan 49 untuk Lion Air.
Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610
Pesawat Lion Air JT 610 yang memiliki rute Jakarta-Pangkal Pinang dilaporkan jatuh beberapa saat setelah lepas landas hari Senin pagi dari Bandara Soekarno-Hatta (29-10-2018). Hanya sekitar 13 menit setelah lepas landas, pesawat ini dikabarkan hilang kontak. Menurut Danang Priandoko, pesawat tersebut sempat dilaporkan akan balik ke Bandara Soetta namun pesawat Lion Air JT 610 ini tak kunjung tiba di bandar udara.Pesawat Boeing 737 MAX 8 yang membawa 189 orang dan jatuh di perairan Karawang itu dinyatakan masih baru (buatan 2018 dan dioperasikan sejak 15 Agustus) dan laik terbang. Sinyal dari ELT atau emergency local transmitter dari pesawat ini pun tak terdeteksi.
Pilot yang bernama Bhavye Suneja berasal dari India, New Delhi, dan sudah memiliki ribuan jam terbang.
Pendiri Lion Air
Rusdi Kirana, bos Lion Air memulai karirnya sebagai penjual mesin tik buatan Amerika "Brother" dan berpenghasilan hanya Rp 95.000 setiap bulan. Oleh karena itu Kusnan Kirana, kakaknya membiayai sekolahnya.Pria kelahiran 17 Agustus 1963 ini juga pernah menjadi calo tiket di Bandara Soekarno-Hatta. Inilah pekerjaan sambilannya yang sempat membuat dia tahu tentang dunia penerbangan.
Sang milyuner yang berada dalam 50 orang Indonesia terkaya versi Forbes ini pun terjun ke dunia politik. Ia memilih PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) sebagai kendaraan politiknya.
Rusdi meninggalkan jabatan Direktur Utama Lion Air pada tahun 2014. Rudy Lumingkewas, yang dulunya adalah General Manager sekarang menduduki kursi CEO Lion Air. Sementara Rusdi hanya sebagai Chairman saja.
No comments:
Post a Comment